1/11/2009

KERANGKA PIKIR


  1. Kerangka Pikir

Mengidentifikasi vegetasi mangrove melalui penginderaan jauh dapat didasarkan atas dua sifat penting dari vegetasi mangrove yaitu bahwa mangrove mempunyai zat hijau daun (klorofil) dan mangrove tumbuh di daerah pesisir. Kedua hal ini akan menjadi pertimbangan penting di dalam mendeteksi hutan mangrove melalui satelit, sifat optik klorofil sangat khas karena klorofil menyerap spektrum sinar merah dan memantulkan dengan kuat spektrum infra merah. Klorofil fitoplankton yang berada di air laut dapat dibedakan dari klorofil mangrove karena sifat air yang kuat menyerap spektrum infra merah. Tanah, pasir, dan batuan juga memantulkan tetapi tidak menyerap spektrum sinar merah sehingga tanah dan mangrove secara optik juga dapat dibedakan.

Vegetasi mangrove dan vegetasi yang lain memang mempunyai sifat optik yang hampir sama dan sulit dibedakan tetapi mengingat mangrove hidup di pesisir pantai dekat dengan air laut, maka biasanya antara keduanya dapat dipisahkan dengan memperhitungkan jarak pengaruh air laut.

Nilai pantulan spektral NDVI vegetasi mangrove berdasarkan nilai histogramnya dibagi dalam 3 (tiga) kelas kerapatan yaitu mangrove kerapatan jarang, mangrove kerapatan sedang dan mangrove kerapatan padat.  Pembagian kelas kerapatan ini masih bersifat subyektif karena belum ada penelitian yang menerangkan seberapa besar nilai histogram NDVI dua dimensi yang secara pasti mewakili suatu nilai kerapatan tertentu (Rudi, 2004).

Searah dengan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian maka penelitian ini akan mentransformasi nilai indeks Normalized Difference Vegetation Index(NDVI), pada akhirnya akan menghasilkan peta citra sebaran vegetasi mangrove dan peta kerapatan mangrove Pulau Tanakeke Kabupaten Takalar, lebih jelasnya dapat dilihat pada skema kerangka pikir berikut:

 

Gambar 2.5: Skema Kerangka Pikir Penelitian

 

Tidak ada komentar:

Pulau Tanakeke